Rss Feed
  1. Cinta tidak Boleh Memiliki (pt. 2)

    Sunday, November 3, 2013

    Kutipan dari Pedagogy of The Opressed tentang Biofili dan Nekrofili

    Pedagogy of The Opressed adalah buku Filsafat Pendidikan. Filsafat pendidikan yang membebaskan manusia agar ia dapat memenuhi fitrahnya sebagai manusia sejati. Paulo Freire, sang pengarang, meyakini bahwa manusia hanya benar-benar menjadi manusia bila dia melakukan perubahan secara terus menerus, sesuatu yang terus selalu saja dinafikkan di sepanjang sejarah kemanusiaan.

    Menurut Freire, pendidikan memiliki konstribusi besar dalam penafikkan ini. pendidikan telah menjadi alat untuk melayani kepentingan penindasan dan eksploitasi manusia. pendidikan semacam ini disebut Freire sebagai pendidikan gaya bank (banking concept of Education). Sebagai lawannya Freire menawarkan Pendidikan hadap masalah (problem posing education) yang berbasis pada dialog.

    Apa itu pendidikan gaya bank? Secara sederhana, pendidikan jenis ini merupakan pendidikan yang menganggap bahwa pendidik adalah penguasa pengetahuan, sedangkan peserta didik adalah wadah kosong yang harus diisi.

    Lalu apa hubungannya pendidikan Freire dengan cinta. Bagi Freire, pendidikan hadap masalah tidak dapat  berjalan tanpa dialog. Dialog sendiri ada syarat khususnya, salah satunya, dialog tidak dapat berlansung tanpa cinta. Cinta ini merupakan dasar untuk dialog, sekaligus dialog itu sendiri. Tapi cinta ini adalah cinta jenis khusus, bukan sembarang cinta. Cinta inilah yang dalam konsep Erich Fromm disebut dengan Biofili.

    Dalam Pedagogy of The Opressed, kata biofili dan nekrofili pertama kali ditemukan di halaman 74:

    1.      “Pendidikan gaya bank berawal dari pemahaman yang salah bahwa laki-laki dan perempuan adalah objek. Dengan demikian, pendidikan gaya bank tidak dapat mendorong perkembangan sesuatu yang disebut oleh Fromm dengan biofili, sebaliknya ia bahkan menghasilkan “nekrofili”.”

    Apa itu biofili dan nekrofili? Freire mengutip buku Erich Fromm yang berjudul The Heart of Man. Dia mengutip panjang mengenai nekrofili, tapi hanya sangat sedikit mengenai biofili (bahkan hampir tidak terdeteksi). Barangkali karena memang filsafat pendidikannya didasarkan pada biofili, jadi dia tidak menyinggung secara panjang lebar soal konsep tersebut.

    "Sementara kehidupan dicirikan dengan pertumbuhan dalam pola yang terstruktur dan fungsional, orang nekrofilis mencintai apapun yang tidak tumbuh, semua yang mekanis. Orang nekrofilis didorong oleh keinginan untuk mengubah sesuatu yang organik menjadi tidak organik, memandang kehidupan secara mekanis, seolah-olah semua makhluk hidup adalah benda mati...yang diperhitungkan adalah memori, bukan pengalaman, kepemilikan, bukan keberadaan. Orang nekrofilis hanya bisa berhubungan dengan objek (apakah itu setangkai bunga atau seseorang) jika ia memilikinya; oleh karena itu, ancaman bagi kepemilikannya berarti ancaman terhadap dirinya sendiri; jika ia kehilangan miliknya, ia kehilangan kontak dengan dunia....dia mencintai kendali, dan dengan tindakan mengendalikan ini dia membunuh kehidupan."

    Lebih lanjut, Freire mengatakan bahwa nekrofili atau cinta kematian lah yang membuat penindasan terus langgeng. Menurutnya pula, pendidikan gaya bank juga didasarkan pada nekrofili.

    2.       Penindasan (yang merupakan kendali yang berlebihan) bersifat nekrofilis; ia terus dilanggengkan oleh cinta kematian, bukan cinta kehidupan. Pendidikan gaya bank, sebagai pendidikan yang melayani kepentingan penindasan, juga bersifat nekrofilis. Pendidikan ini mengubah siswa menjadi objek yang menerima berdasarkan pandangan yang mekanistis, statis, naturalistis, dan terspasialisasi. Pendidikan ini berusaha untuk mengendalikan pemikiran dan tindakan, mengarahkan laki-laki dan perempuan untuk menyesuaikan dirinya dengan dunia, dan menghambat kekuatan kreatif mereka.
    Di bab 4, freire menyinggung sedikit lagi mengenai biofili dan nekrofili. Kali ini ia menghubungkannya dengna hubungan orang tua dan anak, kondisi sosial di sekitar, dan sekolah. Menurutnya nekrofili yang melanggengkan penindasan dan begitu juga sebaliknya. Penindasan dan nekrofili menjadi langgeng karena adanya cinta segitiga antara rumah, sekolah, dan kondisi sosial.

    3.  Hubungan orangtua dan anak di rumah biasanya mencerminkan kondisi kultural objektif struktur sosial disekitarnya. Jika kondisi sosial yang merasuk ke dalam rumah bersifat otoriter, kaku, dan mendominasi, maka iklim penindasan akan meningkat di rumah.


    4.  Seiring dengan meningkatnya intensitas hubungan otoriter diantara orang tua dan anak ini, internalisasi kekuasaan paternal juga meningkat pada anak di masa kecil mereka. (154)

    5.    Saat membahas masalah nekrofili dan biofili (dengan kejernihan pemikirannya yang seperti biasa), Fromm menganalisa kondisi objektif yang menghasilkan berbagai kondisi lain, apakah itu di dirumah (hubungan orang tua dan anak dalam iklim ketidak acuhan dan penindasan atau dalam iklim cinta dan kebebasan), atau dalam konteks sosiokultural. Jika anak-anak dibesarkan dalam atmosfer penindasan dan tanpa cinta, anak-anak ini memiliki potensi menjadi frustasi. Pada masa muda mereka, mereka tidak akan mampu melakukan pemberontakan yang otentik atau mereka akan benar-benar menjadi tidak acuh, terasing dari kenyataan karena kekuasaan-kekuasaan dan mitos-mitos yang telah ‘membentuk’ mereka. Atau, mereka bisa saja terlibat dalam berbagai macam tindakan-tindakan yang merusak. (155)

    6.   Atmosfer di rumah ini terjadi juga di sekolah, dimana para siswa dengan segera akan menemukan bahwa (sama seperti di rumah) untuk mencapai beberapa kepuasan mereka harus beradaptasi dengan aturan yang telah ditentukan dari atas. Salah satu aturan itu adalah untuk tidak berpikir.

    Sebenarnya, orang-orang yang ingin memahami Freire, perlu menghancurkan cara pandangnya yang selama ini ia anut tentang pendidikan. Pendidikan tidak saja berhubungan dengan sekolah. Pendidikan bisa terjadi dimana saja. Interaksi apapun yang memungkinkan terjadinya perubahan pada kesadaran bisa disebut dengan pendidikan. Jadi, pendidikan itu bisa berarti hubungan antara pemerintah dengan rakyat, guru dengan siswa, rektor dengan dosen, dosen dengan mahasiswa, laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak, dan sebagainya.

    Dan hubungan apapun pasti melibatkan kekuasaan. Itu artinya, cinta itu politis.  Hanya ada 2 jenis hubungan dalam hubungannya dengan kekuasaan: hubungan otoriter atau hubungan egaliter. Hubungan otoriter berkaitan dengan nekrofili atau cinta kematian, sedangkan hubungan egaliter berhubungan dengan biofili atau cinta kehidupan.

    Di bagian berikutnya saya akan membahas sedikit lagi mengenai kata nekrofili dan biofili, dan mengapa cinta tidak harus memiliki.

    Glosarium:
    • Dialog: salah satu konsep inti Freire. Menurutnya dialog adalah proses yang terjadi diantara manusia, dengan menggunakan kata, ditengahi oleh dunia, untuk menamakan dunia. Dialog hanya dapat terjadi dengan beberapa syarat diantaranya adanya cinta, kerendahhatian, kekritisan, kesetaraan, kepercayaan kepada orang lain, dan harapan.
    • Struktur sosial: hubungan-hubungan yang terjadi di lingkungan masyarakat, misalnya ada orang kaya ada orang miskin, ada pejabat ada rakyat jelata, dan sebagainya.
    • Kekuasaan paternal à berhubungan dengan paternalistik, yaitu menganggap bahwa hanya jiwa kebapakan (tepatnya maskulinitas) yang layak digunakan dalam memimpin.
    • Kekuasaan otoriter à berhubungan dengan otoriterianisme, yaitu menganggap bahwa orang lain hanya mau melakukan sesuatu apabila ia diperintah dan dikendalikan.
    • Kondisi objektif: kondisi apa adanya. Kondisi ini dapat dicari fakta-faktanya melalui panca indera, dan semua orang tidak akan berbeda dalam melihatnya.
    • Kekuasaan egaliter, lawan dari kekuasaan otoriter: menganggap bahwa orang lain mampu melakukan sesuatu bila ia dipercaya dan diberi kesempatan untuk berekspresi.
    • Pemberontakan yang otentik (authentic rebellion): barangkali berhubungan dengan karakter anak muda yang suka memberontak. Menurut saya, pemberontakan otentik berhubungan dengan sikap memberontak yang kreatif dan positif.


    Referensi:
    Pedagogy of The Opressed, Paulo Freire, 2000, Continuum international Publishing.
    Selanjutnya:
    Keharusan memiliki adalah karakter khas Cinta kematian

  2. 0 comments:

    Post a Comment