Prolog

Cinta tidak harus memiliki. Kayak lirik lagu saja, hehe.
Tapi yakinlah, pembahasan mengenai pernyataan ini sama sekali berbeda dengan
seluruh lirik lagu yang pernah menyatakan bahwa cinta tidak harus memiliki. Barangkali,
tidak satupun dari yang akan saya bahas disini akan disinggung di lagu-lagu
cinta manapun. Hehe
Saya tidak sepakat bahwa cinta kepada manusia harus
memiliki, artinya memiliki sesuatu seperti seseorang memiliki benda. Kalau kita
percaya bahwa diri kita sendiri mampu menentukan masa depan kita,
konsekuensinya orang lain pun bisa. Kalau kita percaya bahwa seseorang memiliki
kebebasan untuk menentukan arah hidupnya, berarti orang lain juga bisa. Dengan
demikian, kita tidak mungkin bisa memiliki orang lain, karena kita sama-sama
bebas, sama-sama mampu menentukan masa depan kita sendiri.

Kepemilikan adalah cinta pada kematian atau cinta pada
sesuatu yang mati. Erich Fromm menyebutnya dengan istilah nekrofili. Inilah
yang akan saya singgung di artikel bersambung ini. sengaja dibuat bersambung,
agar tidak terlalu panjang.
Pada awalnya saya ingin menjelaskan keberpihakan saya pada
pandangan bahwa cinta tidak harus memiliki melalui sebuah cerita fiktif, tapi
terhenti di tengah jalan. yah, saya memang tipikal orang yang mudah ngos-ngosan
kalau menulis fiksi yang cukup panjang. Sepertinya saya tidak cocok menjadi
penulis fiksi.

Kemarin, tiba-tiba saja saya ingin menulis artikel tentang
cinta, dan jadilah tulisan berjudul cinta yang membebaskan. Ternyata, tulisan
itu justru semakin membuat saya penasaran (hehe, yang penasaran malah
penulisnya, bukan pembaca). Saya tertarik melakukan sedikit riset kecil setelah
menulis artikel tersebut. Saya mencari beberapa referensi lebih lanjut apa sih
sebenarnya konsep Erich Fromm mengenai biofili dan nekrofili itu. Untuk itu
saya memulai dari tempat pertama kali saya menemukan istilah ini, yaitu di buku
‘Pegagogy of The Opressed’ atau Pedagogi kaum tertindas (PKT). Saya
menemukan sedikit penjelasan mengenai nekrofili dan biofili ini di halaman
77-78 dan 154-155.
Sebenarnya di dalam buku ini dia lebih banyak menjelaskan
pengertian nekrofili. Barangkali karena buku ini adalah sebuah usaha untuk
mendukung biofili makanya Freire tidak menjelaskan panjang lebar tentang
istilah biofili.
Saya akan memberikan kutipan-kutipan lansung dan menyeluruh
dari halaman-halaman tersebut. Kutipan ini saya terjemahkan lansung dari versi
bahasa Inggrisnya. Ada beberapa bagian terjemahan yang belum bisa saya
terjemahkan dengan baik, jadi mohon maaf kalau ada yang agak janggal.

Menurut Prof. Google, Konsep biofili dan nekrofili
disinggung oleh Erich Fromm dalam 2 buku,
The Heart of Man dan
The
Anatomy of Human Destructiveness saya hanya dapat menemukan buku
The
Anatomy of Human Destructiveness istilah biofili kemudian digunakan lagi
oleh sir Edward Wilson dalam buku yang berjudul
Biophilia. Saya tidak
akan menyinggung tokoh terakhir ini. Pemikiran Erich Fromm sendiripun hanya
akan saya singgung berdasarkan kerangka pemahaman saya mengenai PKT.
Untuk bahasan selanjutnya, saya akan menuliskan
kutipan-kutipan dari halaman tersebut secara utuh sebelum nanti akan saya coba
singgung satu demi satu.
Berikutnya:
0 comments:
Post a Comment