Rss Feed
  1. Cinta tidak boleh memiliki (pt. 1)

    Sunday, November 3, 2013

    Prolog
    Cinta tidak harus memiliki. Kayak lirik lagu saja, hehe. Tapi yakinlah, pembahasan mengenai pernyataan ini sama sekali berbeda dengan seluruh lirik lagu yang pernah menyatakan bahwa cinta tidak harus memiliki. Barangkali, tidak satupun dari yang akan saya bahas disini akan disinggung di lagu-lagu cinta manapun. Hehe

    Saya tidak sepakat bahwa cinta kepada manusia harus memiliki, artinya memiliki sesuatu seperti seseorang memiliki benda. Kalau kita percaya bahwa diri kita sendiri mampu menentukan masa depan kita, konsekuensinya orang lain pun bisa. Kalau kita percaya bahwa seseorang memiliki kebebasan untuk menentukan arah hidupnya, berarti orang lain juga bisa. Dengan demikian, kita tidak mungkin bisa memiliki orang lain, karena kita sama-sama bebas, sama-sama mampu menentukan masa depan kita sendiri.

    Kepemilikan adalah cinta pada kematian atau cinta pada sesuatu yang mati. Erich Fromm menyebutnya dengan istilah nekrofili. Inilah yang akan saya singgung di artikel bersambung ini. sengaja dibuat bersambung, agar tidak terlalu panjang.

    Pada awalnya saya ingin menjelaskan keberpihakan saya pada pandangan bahwa cinta tidak harus memiliki melalui sebuah cerita fiktif, tapi terhenti di tengah jalan. yah, saya memang tipikal orang yang mudah ngos-ngosan kalau menulis fiksi yang cukup panjang. Sepertinya saya tidak cocok menjadi penulis fiksi.

    Kemarin, tiba-tiba saja saya ingin menulis artikel tentang cinta, dan jadilah tulisan berjudul cinta yang membebaskan. Ternyata, tulisan itu justru semakin membuat saya penasaran (hehe, yang penasaran malah penulisnya, bukan pembaca). Saya tertarik melakukan sedikit riset kecil setelah menulis artikel tersebut. Saya mencari beberapa referensi lebih lanjut apa sih sebenarnya konsep Erich Fromm mengenai biofili dan nekrofili itu. Untuk itu saya memulai dari tempat pertama kali saya menemukan istilah ini, yaitu di buku ‘Pegagogy of The Opressed’ atau Pedagogi kaum tertindas (PKT). Saya menemukan sedikit penjelasan mengenai nekrofili dan biofili ini di halaman 77-78 dan 154-155.
    Sebenarnya di dalam buku ini dia lebih banyak menjelaskan pengertian nekrofili. Barangkali karena buku ini adalah sebuah usaha untuk mendukung biofili makanya Freire tidak menjelaskan panjang lebar tentang istilah biofili.

    Saya akan memberikan kutipan-kutipan lansung dan menyeluruh dari halaman-halaman tersebut. Kutipan ini saya terjemahkan lansung dari versi bahasa Inggrisnya. Ada beberapa bagian terjemahan yang belum bisa saya terjemahkan dengan baik, jadi mohon maaf kalau ada yang agak janggal.

    Menurut Prof. Google, Konsep biofili dan nekrofili disinggung oleh Erich Fromm dalam 2 buku, The Heart of Man dan The Anatomy of Human Destructiveness saya hanya dapat menemukan buku The Anatomy of Human Destructiveness istilah biofili kemudian digunakan lagi oleh sir Edward Wilson dalam buku yang berjudul Biophilia. Saya tidak akan menyinggung tokoh terakhir ini. Pemikiran Erich Fromm sendiripun hanya akan saya singgung berdasarkan kerangka pemahaman saya mengenai PKT.


    Untuk bahasan selanjutnya, saya akan menuliskan kutipan-kutipan dari halaman tersebut secara utuh sebelum nanti akan saya coba singgung satu demi satu.

    Berikutnya:


  2. 0 comments:

    Post a Comment