dia, kukenal
lewat fragmen dan tafsiran
menjadi dzikir sepanjang malam
dan doa mulai tak setia
takutku: dia seperti tuhanku
(jika di tanganku sebuah koin:
satu sisi dia, sisi lain tuhanku
kulempar keudara, lalu kutangkap,
selalu muncul dia)
“tuhan, berhalakah dia?
akankah ku di neraka?”
subuh menimpali,
”pulanglah, pulang. berwudhu'lah.
cukupkan sujudmu
hanya dengan membasuh tangan dan wajah.”
aku menunggu
tapi tuhanku tetap tak bergeming
seperti dia
(2013)
0 comments:
Post a Comment