Rss Feed
  1. Masih

    Sunday, December 22, 2013

                     -mamak

    aku masih tapak kecil
    sewaktu dulu pernah lari dari delikanmu
    dengan tulang punggung retak
    berjuang tegak

    sebelum tidur, masih kulagukan nina bobo
    yang kau ajarkan
    ‘tuk kenangkan dongeng lelaki
    yang menjelma pada separuh tubuhku,

    setelah itu padanya ‘kan kusuguhkan
    bunga yang kau tanamkan di separuh tubuhku lagi

    grafiti mimpimu masih tercoret di dinding pikiran
    tak pernah rapuh, parau, dan keriput seperti tubuhmu
    tentang anak yang tak lupa guna tangan dan kakinya
    pada duri tumbuh di genangan air mata tepian jalan

    Masih.
    (seperti kata Gandhi, "kepada para paria dan kaum perempuan")

    aku masih tahu rindu apa
    yang harus kuadukan di buku harian
    dan kuceritakan pada layar komputerku

    itu seperti tumis kangkung dan sambal tempe

    aku masih tahu marah apa
    yang harus kusampaikan pada kafan
    dan katanya ingin kau jadikan selimut tidurmu

    itu seperti saat mereka ingin jadikan rumah untuk penjara-kuburan

    bila kau resah
    bengkel sepeda onthel di pojok barat sawah,
    warung sederhana di samping rumah sakit swasta,
    dan perempuan tua di emperan Gardena,
    aku selalu mencintainya

    aku pun masih orang asing
    yang tak berarus laju kendaraan di jalur satu arah
    jangan lagi air mata, aku masih pasti jalan pulang:
    Rahimmu


    Yogyakarta, 22 Desember 2013

  2. 0 comments:

    Post a Comment