-mamak
aku masih tapak kecil
sewaktu dulu pernah lari dari delikanmu
dengan tulang punggung retak
berjuang tegak
sebelum tidur, masih kulagukan nina bobo
yang kau ajarkan
‘tuk kenangkan dongeng lelaki
yang menjelma pada separuh tubuhku,
setelah itu padanya ‘kan kusuguhkan
bunga yang kau tanamkan di separuh tubuhku lagi
grafiti mimpimu masih tercoret di dinding pikiran
tak pernah rapuh, parau, dan keriput seperti tubuhmu
tentang anak yang tak lupa guna tangan dan kakinya
pada duri tumbuh di genangan air mata tepian jalan
Masih.
(seperti kata Gandhi, "kepada para paria dan kaum perempuan")
(seperti kata Gandhi, "kepada para paria dan kaum perempuan")
aku masih tahu rindu apa
yang harus kuadukan di buku harian
dan kuceritakan pada layar komputerku
itu seperti tumis kangkung dan sambal tempe
aku masih tahu marah apa
yang harus kusampaikan pada kafan
dan katanya ingin kau jadikan selimut tidurmu
itu seperti saat mereka ingin jadikan rumah untuk penjara-kuburan
bila kau resah
bengkel sepeda onthel di pojok barat sawah,
warung sederhana di samping rumah sakit swasta,
dan perempuan tua di emperan Gardena,
aku selalu mencintainya
aku pun masih orang asing
yang tak berarus laju kendaraan di jalur satu arah
jangan lagi air mata, aku masih pasti jalan pulang:
Rahimmu
Yogyakarta, 22 Desember 2013
0 comments:
Post a Comment