Rss Feed
  1. Kleptomania Gagasan

    Monday, March 4, 2013


    Ini adalah tulisan pertama saya di bulan Maret 2013, serta hari pertama kuliah di semester genap tahun ke-7 saya kuliah. Saya adalah salah satu diantara sebagian mahasiswa abadi yang dianggap ‘gila’ oleh beberapa orang, karena bangga dengan kebelum lulusannya. Gila aja! Siapa juga yang bangga belum lulus kuliah sampai 7 tahun? Saya belum lulus kan fakta yang tidak bisa dielakkan, terus kenapa harus disembunyikan. Jika sebagian mahasiswa abadi menyembunyikan identitasnya, saya memilih untuk tidak melakukan itu. Bagi saya lebih berharga menjadi orang yang bertanggung jawab atas kebelumlulusan daripada yang tidak bertanggung jawab atas kelulusannya.

    Hari pertama kuliah, sang dosen yang baik hati sudah memberi mahasiswa buah tangan yang bisa dibawa ke kos/rumah/kontrakan masing-masing: membuat makalah.

    Berbicara tentang makalah. Selama ini ada beberapa hal yang membuat saya sangat ‘marah’ dengan aktifitas (sangat) banyak orang yang sesuka hatinya saja mengambil gagasan orang lain tanpa meminta ijin. Bahkan, diambil keseluruhan lalu (secara lansung ataupun tidak lansung) diklaim sebagai tulisan sendiri. Saya bukan seorang pendukung hak cipta Saya adalah seorang pendukung kebebasan pengetahuan dan informasi yang berkeyakinan bahwa setiap orang harus diijinkan untuk mendapatkan informasi sebebas-bebasnya, sebisa mungkin gratis. Namun saya punya alasan-alasan khusus untuk tidak menerima tindakan semacam itu. Bukan hanya tidak menerima, saya tidak suka, lebih dari itu saya benci dengan hal-hal semacam itu. Alasan-alasan tersebut mungkin akan saya tuliskan di tulisan lain.

    Setidaknya ada 2 jenis orang yang sering melakukan hal-hal semacam itu. Pertama, penulis STempel (salin tempel), karena kerjaannya mengklik tombol mouse kanan, klik kiri “salin”, lalu klik kiri “tempel”. Kedua, penulis Stempel yang saking terbiasanya dengan klik kanan tombol mouse, klik kiri salin, klik kiri tempel, akhirnya kebiasaan dengan tindakan tersebut. Untuk yang jenis ini saya menyebutnya sebagai Klepto gagasan. Itulah alasan kenapa sampai saat ini saya belum mau menulis tulisan dengan gaya yang ‘resmi’, karena malas kalau tulisan saya distempel begitu saja oleh orang-orang yang kurang kerjaan.  

    (catatan penulis: Perlu diingat, sekalipun kedua istilah tersebut cuma buat seru-seruan, keduanya adalah istilah yang saya buat sendiri. Kalau ada kesamaan penggunaan istilah, itu hanya kebetulan saja. Satu lagi: tulisan ini penuh dengan kata-kata hiperbolis, jadi mohon disikapi secara bijak. Hehe...)

    Kali ini saya ingin menulis tentang kleptonya dulu saja, soal stempel-stempelan itu mungkin setelah ini. Yah, seperti biasa, cuma curah gagasan aja.

    Istilah lainnya adalah plagiat, yaitu menggunakan gagasan orang lain di dalam karya sendiri lalu diklaim sebagai hasil dari pemikiran sendiri. Hanya saja seorang plagiat, bisa saja melakukannya hanya sekali dan karena memang terdesak. Misalnya, seorang mahasiswa yang sudah ingin cepat lulus terpaksa memplagiat skripsi orang lain di universitas lain agar ia bisa lulus. Nah, ada lagi kategori orang yang suka menyalin-tempel (saya lebih suka menggunakan istilah “Stempel/Salin-Tempel” daripada “co-pas/Copy-Paste”) gagasan orang lain lalu tanpa menyebutkan darimana ia mendapatkannya. Jika begitu, asumsi kita adalah dia memang membuat sendiri tulisan tersebut. Kita akan sering menemukannya kalau kita mencari judul tertentu ketika googling dan menemukan beberapa artikel di beberapa blog dengan judul dan isi tulisan yang sama persis. Siapa yang sebenarnya pertama kali membuatnya? Entahlah, karena kebanyakan diantara postingan tersebut tidak menyebutkan siapa nama pembuat tulisan tersebut. Kasus itu tidak terjadi satu atau dua kali. Bahkan, seolah-olah itu menjadi kegemaran, mengambil gagasan orang lain tanpa memberitahukan lalu memajangnya di blog pribadi. Mirip dengan seorang Klepto bukan? Itu makanya saya menyebut orang-orang ini sebagai kleptomania gagasan.

    Parahnya, hasil-hasil ‘jarahan’ para klepto gagasan ini kemudian diunduh oleh para mahasiswa untuk dijadikan  makalah tugas kuliah. Beruntung jika mereka menyebutkan dengan detail darimana mereka mendapatkan tulisan tersebut. Kebanyakan yang terjadi adalah, dengan tanpa rasa bersalah mereka memindahkan keseluruhan isi tulisan ke dalam word lalu didekorasi sedikit di sana-sini, jadi dah, tulisan ‘hak milik sendiri’. Ketika mereka presentasi, bapak dan ibu dosen yang saya hormati kebanyakan tidak melakukan kritik atas itu. Saya tidak tahu apa motifnya. Kalau saya, selalu ngedumel di belakang dan berteriak dalam hati,’AAArrrggggghhhhh!!!, bisa nggak sih menghargai karya orang lain?!!! Susah tahu menuliskan gagasan itu!!!!’. Saya tidak peduli persoalan tulisan seseorang isinya tidak beraturan seperti anak kecil baru belajar menulis, jumpalitan tidak jelas dimana awal dimana akhir, bolong-bolong kayak permukaan bulan, tidak masalah. Itu soal teknis, artinya bisa diperbaiki kalau banyak berlatih. Namun, mengambil gagasan orang lain tanpa mengakui bahwa gagasan itu dari orang lain, itu soal etika. Bahkan, bisa jadi kriminal, kalau kebetulan gagasan yang diambil adalah gagasan para pembela hak cipta.

    So, kalau seseorang mau jadi klepto atau tidak, itu urusan dia. Yang jelas saya tidak akan pernah membiarkan kegiatan ‘menjarah’ gagasan orang lain terus menjamur di muka bumi. hehe (hiperbolis banget...)

    (ngomong-ngomong klepto gagasan itu nggak cuma ada di dunia maya. Di dunia nyata juga ada. Saya punya seorang teman yang suka klepto gitu. Beberapa kali gagasan yang saya lontarkan ke dia, dia sampaikan ke orang lain dan dia bilang hasil pemikiran dia sendiri. Akibatnya, saya tidak mau lagi berbicara terbuka lagi dengan soal gagasan-gagasan pribadi saya. Haha, jadi nyeritain teman sendiri...)

  2. 0 comments:

    Post a Comment