(1)
kita
terlalu memberi perhatian pada anjinganjing yang tertawa. mengapa?
langit
tak lagi kelam sungai tak lagi kering. mengapa?
apa
karna hujan adalah pertanda matahari jadi jawabnya?
kita
belajar bertanya:
tentang rumah
tentang kita
tentang hidup mengapa
tak lagi sama.
mengapa
Tuhan ada dalam duka sengsara terus kita jaga dan biarkan saja nyawa hilang
sungsang untuk kematian kita tak lama lagi hangus dimakan bara.
mengapa?
ada kata-ada bahasa-ada cinta-ada
kita-ada mati-ada surga-ada neraka- Hukumkah ia?
(2)
mengapa-mengapa-mengapa
ia-siapa mengapa
bagaimana
mengapa siapa mengapa mengapamengapa ia mengapalah ia biarlah ia mengapa. tapi
mengapa?
(3)
Mengapa
ia tak berhenti bertanya
terlalu
banyakkah tersisa dari cerita-cerita lama tak terbaca
Konon
semua t'lah hilangkan makna masa sejarah waktu kita juga.
'mbataskan
kita jelas hanya pada tidak percaya saja sebab tak tahu ia dimana.
kau
cari-ku cari lantas ku curi setiap tanda jadi tanya mengapa kata basahkan
pikiran dalam keraguan tanpa ujung tanpa bungkam, karena mungkin Ia tak ada.
Ia
jelas katakan siapa mengapa bagaimana jelaslah eksistensinya. bukan lagi
rahasia.
apa
guna?
(4)
tak
habis tak sudah untuk mengapa
jelas
hanya panik bingung sementara mendera coba pahami mengapa itu harus mengapa
maka mengapalah Ia tak usah ditanya begitu saja tak usah disibak
merebak ingin kita dekati Ia sungguh
katakanlah kepuasanmu aku, Ia tak ada biarpun tersembunyi tak perlulah kita
balikkan kata agar jelas siapa makna Ia-Ia,
biarkan tersimpan untuk kita tak usah ditanya.
mengapa???
Juli 2009