Aku
ingin ingat, sungguh
Saat
di bawah terik menyengat
Tunggui
ibu pulang membawa makanan
segenggam nasi
dengan sepotong
kecil tempe
ia suapkan ke mulutku berhamburan di
pipi
Tersenyum
singkat ia memandang
Jauh
dalam lamunan, bergumam
“Hidup seperti sumbu menyala,
percikan kembang api yang hilang seketika.”
Perempuan
yang sendirian
Sampai
di ujung jalan melambai tangan
Kabut
mengaburkan titik pandang
Di
atap rumah muncul awan legam
Ia
tak lagi pulang membawa makanan
Aku
berduka sebagaimana
Kompor
yang enggan menyala
Piring-piring
kotor dan makanan sisa
Di
lantai tempat mencuci
Pakaianku
tak diganti
Aku
ingin ingat, sungguh
Saat
perempuan yang sendirian itu
Menyulam
anaknya hingga kuat berkawan
Dengan
kehidupan, seperti-
Sarung
tangan yang selalu ia pasangkan
Saat
malam aku kedinginan
Yogya, Mei 2013
0 comments:
Post a Comment